Jumat, 28 Agustus 2009

Kemenangan Maria Pesta Pengharapan Kita

Sabtu, 15 Agustus 2009 di gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak para Bruder MTB (Maria Tak Bernoda) merayakan Bunda Maria diangkat ke surga dengan jiwa dan raga. Perayaan ini merupakan hari kemenangan Bunda Maria atas iman kepercayaan, kasih dan pengharapannya di dunia. Bukan hanya Bunda Maria, tetapi para MTB pun merayakan pengharapan itu.

Bruder MTB yang berlindung dalam naungan Bunda Maria ini merayakan pesta kaul. Mereka merayakan 60, 50, 25 tahun hidup membiara, kaul kekal dan profesi pertama. Dalam perayaan itu, Br. Claudius merayakan 60 tahun, Br. Amideus 50 tahun dan Br. Thomas 25 tahun hidup membiara. Ada tiga bruder yang berprofesi kekal, yaitu Br. Paulus Subekti, Br. Agustinus Agato, dan Br. Dionisius. Dan lima novis yang berprofesi perdana, yakni Br. Yohanes Bosko, Br. Mateus, Br. Patrisius, Br. Ambrosius dan Br. Hieronimus.

Perayaan ini dipimpin oleh uskup Agung Pontianak, Mgr. Hieronymus Bumbun, OFM Cap. Dalam homilinya, uskup Agung Pontianak mengajak para bruder untuk meneladani Bunda Maria. Pesta ini bukan hanya pesta Bunda Maria, tetapi pesta kita. Maria seperti kapal yang sudah sampai di pelabuhan, sedangkan kita masih berlayar di tengah lautan menuju pelabuhan. Pelabuhan itu adalah surga. Maria telah hidup dekat dengan Allah pencipta, Yesus Kristus putranya dan para kudus.

Iman kepercayaan, kasih dan pengharapan Maria telah mengantarnya melihat dan merasakan kebahagiaan abadi di surga. Pesta kemenangan Maria ini juga merupakan pesta pengharapan kita. Jalan menuju ke surga terbuka lebar dan Maria adalah tanjung pengharapan kita.

Selesai Ekaristi di gereja, acara dilanjutkan di gedung Bina Remaja. Dalam acara tersebut, Dewan Umum para Bruder MTB, Br. Bram mengucapkan syukur dan banyak terima kasih bahwa kita boleh merayakan peristiwa istimewa ini. Perayaan ini merupakan titik temu antara masa lampau (60, 50, 25 tahun hidup membiara) dengan masa depan (kaul perdana dan kekal). Keduanya saling memerlukan. Masa depan saudara muda tidak terlepas dari masa lampau saudara tua. Dan sebaliknya, pilihan masa depan saudara muda ini ikut memberi makna khusus masa lampau saudara tua.

Dengan mengucapkan syukur dan terima kasih, saya tidak melupakan bahwa selama puluhan tahun bukan saja santapan manis yang disajikan para bruder melainkan juga pahit pun tidak ketinggalan. Namun, bruder telah rela menerima dan mengolah aneka macam penderitaan baik secara fisik maupun batin. Terima kasih atas kehadiran bruder dalam persaudaraan kita, apa yang telah dan masih dikerjakan. Kami bersyukur karena bruder menjadi saudara kami dan mudah-mudahan bruder pun dapat bersyukur kami dipanggil menjadi saudaramu. Selamat pesta kepada kita semua semoga pengaruh kehadiran Allah semakin nyata di antara kita, damai dan segala yang baik, salam atas nama Dewan Pimpinan Pusat. Profisiat!


Gerardus Weruin, MTB

Tidak ada komentar: